Jaulah adalah perkataan bahasa Arab, yang
boleh ditafsirkan dengan merantau, bermusafir, jalan-jalan dan juga makan
angin.
Jaulah adalah lebih daripada sekadar
perjalanan fizikal; ia adalah perjalanan hati, fikiran, dan jiwa. Dalam bahasa
Melayu, jaulah bermaksud "perjalanan" atau
"kunjungan," dan dalam konteks yang lebih mendalam, ia membawa makna
spiritual dan intelektual.
Di sebalik berjalan-jalan itu ada kebaikan
atau matlamat yang ingin dicapai. Bukan sekadar melihat secara fizikal, tetapi
menilai dan sampai di hati yang dicernakan oleh minda yang bijaksana.
Sesungguhnya, jaulah boleh menjadi satu
pembelajaran dan pengukuhan ilmu yang dikunci dengan rasa bersyukur dengan apa
yang dilihat dan dirasai semasa jaulah.
Dalam bahasa mudah yang telah lama disebut
dalam bahasa Melayu ialah lawatan sambil belajar. Ada ilmu yang dipelajari dalam
masa yang singat ketika lawatan itu. Ia tidak sia-sia sekadar melihat atau
mendengar, tetapi ada inti pati keilmuan dan pengetahuan yang diperoleh.
Sesungguhnya, Islam menggalakkan kepada
jaulah dan pengembaraan. Keluar dari tempat atau suasana yang biasa kita berada,
kepada suasana dan tempat yang berlainan.
Firman Allah SWT yang bermaksud: “Tidakkah mereka telah berjalan dan mengembara di muka bumi, serta memerhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu dari mereka? Orang-orang itu lebih kuat daripada mereka sendiri, dan orang-orang itu telah meneroka bumi serta memakmurkannya lebih daripada kemakmuran yang dilakukan oleh mereka, dan orang-orang itu juga telah didatangi oleh Rasul-rasulnya dengan membawa keterangan-keterangan yang jelas nyata (lalu mereka mendustakannya dan kesudahannya mereka dibinasakan). Dengan yang demikian, maka Allah tidak sekali-kali menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri sendiri.” (Surah al-Rum, ayat 9)
Firman Allah SWT yang bermaksud: “Tidakkah mereka telah berjalan dan mengembara di muka bumi, serta memerhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu dari mereka? Orang-orang itu lebih kuat daripada mereka sendiri, dan orang-orang itu telah meneroka bumi serta memakmurkannya lebih daripada kemakmuran yang dilakukan oleh mereka, dan orang-orang itu juga telah didatangi oleh Rasul-rasulnya dengan membawa keterangan-keterangan yang jelas nyata (lalu mereka mendustakannya dan kesudahannya mereka dibinasakan). Dengan yang demikian, maka Allah tidak sekali-kali menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri sendiri.” (Surah al-Rum, ayat 9)
No comments:
Post a Comment